Abstrak
Latar Belakang:
Peristiwa pemutihan karang bervariasi dalam tingkat keparahannya, namun, sampai saat ini, hierarki kerentanan terhadap pemutihan di antara taksa karang telah konsisten pada rentang geografis yang luas dan di antara episode pemutihan. Di sini kami memeriksa sejauh mana variasi spasial dan temporal dalam toleransi termal di antara taksa karang scleractinian dan antara lokasi selama peristiwa pemutihan skala besar yang diinduksi secara termal tahun 2010 di Asia Tenggara.
Metodologi/Temuan Utama:
Survei untuk memperkirakan indeks pemutihan dan kematian genera karang dilakukan di tiga lokasi dengan sejarah termal dan pemutihan yang kontras. Meskipun besarnya tekanan termal serupa di antara lokasi-lokasi pada tahun 2010, terdapat kontras yang luar biasa dalam pola kerentanan pemutihan. Perbandingan kerentanan pemutihan dalam taksa karang dan di antara lokasi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara lokasi dengan sejarah termal yang sama, tetapi perbedaan yang signifikan antara lokasi dengan sejarah termal yang kontras (Friedman = 34.97; p,0.001). Pemutihan jauh lebih ringan di lokasi yang memutih selama tahun 1998, yang memiliki variabilitas suhu historis yang lebih besar dan tingkat pemanasan yang lebih rendah. Hebatnya, Acropora dan Pocillopora, taksa yang biasanya sangat rentan, meskipun di antara yang paling rentan di Pulau Weh (Sumatera, Indonesia) di mana masing-masing, 94% dan 87% koloni mati, termasuk yang paling rentan di Singapura, di mana hanya 5% dan 12% koloni mati.
Kesimpulan / Signifikansi:
Pola kerentanan di antara genera karang yang didokumentasikan di sini belum pernah terjadi sebelumnya. Penjelasan singkat untuk hasil ini adalah bahwa populasi karang yang memutih selama peristiwa pemanasan besar terakhir pada tahun 1998 telah beradaptasi dan/atau menyesuaikan diri dengan tekanan termal. Data ini juga mendukung hipotesis bahwa karang di daerah yang tunduk pada rezim suhu yang lebih bervariasi lebih tahan terhadap tekanan termal daripada di lingkungan yang kurang bervariasi.