Untuk mencapai tindakan kolaboratif dalam konservasi alam dan pengelolaan sumber daya alam, pemangku kepentingan harus memahami dan mengakui kepentingan, nilai, visi dan tujuan pemangku kepentingan lainnya dan mereka harus mengatasi masalah pengambilan keputusan yang tidak rasional melalui wacana oposisi bawaan. Dalam makalah ini, kami mengembangkan Mangal Play, sebuah metode pembelajaran berdasarkan pengalaman agar para peserta mengadopsi peran pemangku kepentingan tertentu dalam sistem sosial-ekologi (SES) hutan bakau imajiner. Mangal Play adalah permainan yang serius, lebih khusus permainan peran, yang bertujuan untuk mempromosikan dialog lisan antara 20 pemangku kepentingan yang terlibat dalam sektor pemerintahan, perikanan, akuakultur, pertanian, kehutanan, pariwisata, transportasi, konservasi dan komunikasi. Dengan menyediakan alat bagi dosen dan ilmuwan untuk melaksanakannya di ruang publik atau ruang kelas, Mangal Play merangsang proses pengambilan keputusan sambil menerima kompromi dan membedakan masalah pokok dari posisi yang dapat dinegosiasikan, dan menginstruksikan tentang perilaku sistem dunia nyata yang kompleks dalam lingkungan belajar yang aman. Kami mencontohkan bagaimana analisis jejaring sosial dapat berfungsi untuk memvisualisasikan hasil dan mengembangkan Mangal Play lebih lanjut. Dengan cara ini kami berharap dapat membantu para pemangku kepentingan mempertimbangkan berbagai posisi dalam proses pengambilan keputusan yang rasional.