Masyarakat lokal memainkan peran kunci dalam restorasi ekosistem karena pengetahuan ekologi tradisional mereka yang tak ternilai harganya. Sementara restorasi bakau berbasis masyarakat telah dipraktikkan di Madagaskar selama beberapa dekade, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan restorasi masih belum dipelajari. Terlepas dari pengetahuan lokal yang luas, kompleksitas faktor yang mempengaruhi keberhasilan restorasi memerlukan keahlian teknis dari luar. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pendorong keberhasilan restorasi mangrove di Madagaskar barat daya. Tingkat kelangsungan hidup mangrove yang ditanam dari tahun 2015 hingga 2022, antara lain Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, dan Ceriops tagal dinilai menggunakan metode sampling untuk inventarisasi penanaman pohon dengan plot melingkar. R versi 4.2.2 digunakan untuk analisis statistik deskriptif. Korelasi antara tingkat kelangsungan hidup dan kerapatan tanaman, komposisi spesies, dan jumlah peserta dinilai menggunakan Analisis Komponen Utama. Hasilnya, tingkat kelangsungan hidup rata-rata dari 440,990 mangrove yang ditanam, dengan kerapatan 4628 ± 317 pohon/ha-1 adalah 82.5 ± 1.8%. Studi kami menunjukkan bahwa kerapatan tanaman dan komposisi spesies tidak berkorelasi dengan tingkat kelangsungan hidup. Namun, tingkat kelangsungan hidup berbanding terbalik dengan jumlah peserta. Temuan makalah ini menunjukkan bahwa pengetahuan ekologi tradisional dan pengamatan ilmiah sangat penting untuk menginformasikan reboisasi bakau.