Abstrak:
Mangrove menghuni ekosistem intertidal yang sangat produktif di >120 negara di daerah tropis dan subtropis yang menyediakan barang dan jasa penting bagi masyarakat pesisir dan berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim global karena cadangan karbon yang substansial. Meskipun penting, distribusi mangrove global terus menurun terutama karena faktor antropogenik yang bervariasi menurut wilayah/negara. Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia-Pasifik memiliki sekitar 46% ekosistem bakau dunia, termasuk hutan bakau yang paling beragam keanekaragaman hayatinya. Wilayah ini juga menunjukkan tingkat kehilangan mangrove tertinggi di dunia. Data penginderaan jauh memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat tentang distribusi dan dinamika mangrove yang penting untuk menargetkan hotspot yang hilang dan memandu intervensi. Laporan ini menginventarisasi, menjelaskan, dan membandingkan semua kumpulan data penginderaan jauh tunggal dan multi-tanggal yang diketahui dengan cakupan regional dan menyediakan luasan mangrove areal menurut negara. Kumpulan data multi-tanggal digunakan untuk memperkirakan dinamika dan mengidentifikasi titik panas yang hilang (yaitu, negara-negara yang menunjukkan kerugian proporsional terbesar). Hasil menunjukkan Myanmar adalah hotspot hilangnya mangrove utama, menunjukkan 35% kehilangan 1975-2005 dan 28% antara 2000-2014. Tingkat kehilangan di Myanmar adalah empat kali rata-rata global dari tahun 2000-2012. Filipina juga diidentifikasi sebagai hotspot kerugian, dengan hotspot sekunder termasuk Malaysia, Kamboja dan Indonesia. Informasi ini membantu menginformasikan dan memandu konservasi mangrove, restorasi dan pemanfaatan terkelola di wilayah tersebut.
Kata kunci:
bakau; dinamika; penggundulan hutan; titik api; Asia Selatan; Asia Tenggara; Asia Pacific