Abstrak
Mangrove ditemukan secara global di sepanjang garis pantai pasang surut tropis dan subtropis. Ekosistem dengan keanekaragaman hayati dan padat karbon yang tinggi ini memiliki nilai dalam berbagai aspek, menyediakan barang dan jasa penting bagi jutaan orang yang tinggal di komunitas pesisir dan memberikan kontribusi signifikan terhadap mitigasi perubahan iklim global melalui penyerapan dan penyimpanan karbon. Meskipun mempunyai banyak manfaat, hilangnya mangrove terus meluas di banyak wilayah terutama karena aktivitas antropogenik. Diperlukan alat yang mudah diakses dan intuitif sehingga pengelola wilayah pesisir dapat memetakan dan memantau tutupan mangrove untuk membendung hilangnya hutan bakau. Data penginderaan jarak jauh terbukti berhasil dalam memetakan dan memantau hutan bakau, namun metode konvensional dibatasi oleh ketersediaan citra, sumber daya komputasi, dan aksesibilitas. Selain itu, tingkat pasang surut yang bervariasi di hutan bakau menghadirkan tantangan pemetaan yang unik, terutama pada wilayah geografis yang luas. Di sini kami menyajikan alat baru—Metodologi Pemetaan Mangrove (GEM) Google Earth Engine—sebuah pendekatan intuitif, mudah diakses, dan dapat ditiru yang melayani khalayak luas pengelola dan pengambil keputusan pesisir non-spesialis. GEM dikembangkan berdasarkan tinjauan menyeluruh dan penggabungan literatur penginderaan jauh mangrove yang relevan dan memanfaatkan kekuatan komputasi awan termasuk pendekatan kalibrasi pasang surut berbasis gambar yang disederhanakan. Kami mendemonstrasikan alat ini untuk seluruh wilayah pesisir Myanmar (Burma)—yang merupakan hotspot hilangnya hutan bakau global—termasuk penilaian keluaran pemetaan dan dinamika multi-tanggal serta perbandingan hasil GEM dengan penelitian yang ada. Hasil – termasuk penilaian akurasi kuantitatif dan kualitatif serta perbandingan dengan penelitian yang ada – menunjukkan bahwa GEM memberikan pendekatan yang dapat diakses untuk memetakan dan memantau ekosistem mangrove di mana saja dalam sebaran globalnya.