Kami menilai status stok kepiting bakau (Scylla serrata) di Indragiri Hilir, Provinsi Riau, Indonesia, menggunakan model rasio potensi pemijahan (SPR) berbasis panjang. Antara Desember 2021 dan Januari 2023, kami mengambil sampel 13,409 kepiting bakau (6434 jantan dan 6975 betina) dari perikanan komersial skala kecil. Panjang karapas mereka berkisar antara 5.60 hingga 17.50 cm, dengan mayoritas dalam kisaran 9.60–10.30 cm. Panjang saat pertama kali ditangkap adalah 8.32 cm untuk betina dan 8.47 cm untuk jantan, lebih rendah dari panjang saat pertama kali matang, yaitu 11.00 cm untuk betina dan 9.77 cm untuk jantan, yang menunjukkan bahwa kepiting yang dipanen masih muda. Konstanta pertumbuhan adalah 0.31 per tahun untuk betina dan 0.26 per tahun untuk jantan, dengan tingkat kematian alami masing-masing 0.83 per tahun dan 0.75 per tahun. Tingkat eksploitasi berdasarkan SPR adalah 4% untuk betina dan 6% untuk jantan, yang menunjukkan penangkapan ikan berlebihan. Untuk memastikan pengelolaan perikanan kepiting bakau yang berkelanjutan, langkah-langkah pengaturan seperti mengurangi upaya penangkapan ikan, memberlakukan penutupan penangkapan ikan musiman, dan menegakkan batas ukuran minimum direkomendasikan.