Ringkasan Eksekutif (ekstrak)
Budidaya berbasis masyarakat (CBA) dipandang sebagai Kegiatan Penghasil Pendapatan Alternatif (AIGA) yang penting bagi masyarakat pesisir yang bergantung pada sumber daya laut, dan telah menarik banyak perhatian dari pemerintah, donor internasional, dan wirausahawan sosial serta lembaga konservasi dan pembangunan. Akibatnya, proyek CBA telah mengalami ekspansi global, dan pertumbuhannya yang cepat di seluruh Samudra Hindia Barat (WIO) menarik banyak donor dan investasi sektor swasta.
Meskipun pendekatan CBA berkembang biak di seluruh wilayah WIO dalam beberapa dekade terakhir, sedikit yang diketahui tentang sejauh mana kegiatan ini telah menghasilkan hasil konservasi dan pengembangan masyarakat yang menguntungkan. Tantangan yang dihadapi dan pembelajaran selama produksi seringkali tidak terdokumentasi dengan baik, dan dalam banyak kasus dampak lingkungan dan sosial ekonomi dari kegiatan PKB tetap tidak diketahui.
Lokakarya berjudul 'Akuakultur berbasis masyarakat di Samudra Hindia bagian barat: Tantangan yang dihadapi dan pelajaran yang diperoleh' diadakan di Zanzibar pada tanggal 9-11 Desember 2013, untuk membahas isu-isu utama yang dihadapi oleh para praktisi CBA di wilayah WIO. Tujuan utama dari lokakarya ini adalah untuk menyediakan platform bagi para ilmuwan, teknisi, pengusaha dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam CBA untuk memungkinkan pemahaman yang lebih luas tentang tantangan bersama dan menghasilkan rekomendasi untuk praktik terbaik. Tujuan khusus dari lokakarya adalah untuk:
a) Mengidentifikasi isu-isu kunci yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan proyek CBA.
b) Menganalisis efektivitas program CBA sebagai mekanisme insentif ekonomi untuk mempromosikan konservasi.
c) Memulai jaringan CBA regional untuk memungkinkan pemahaman yang lebih luas tentang tantangan bersama dan mendiskusikan solusi yang mungkin.