Ringkasan Eksekutif
Keanekaragaman hayati laut yang luar biasa dari pulau-pulau Komoro kurang dipelajari dan tunduk pada tekanan lokal yang tinggi pada sumber daya, terutama di pulau Anjouan. Dalam kemitraan dengan LSM Komoro Dahari, Blue Ventures bertujuan untuk mengatasi tekanan pada ekosistem laut semenanjung Sima di Anjouan barat (Gambar 1), sambil memenuhi kebutuhan masyarakat yang bergantung pada perikanan dan melestarikan sumber daya laut dan keanekaragaman hayati. Untuk mencapai tujuan ini, kita perlu mengidentifikasi dan menerapkan peluang yang berpusat pada masyarakat untuk meningkatkan konservasi, pengelolaan perikanan, dan mata pencaharian. Namun, ada sedikit data yang tersedia tentang ekosistem lokal, konteks sosial ekonomi atau perikanan untuk menginformasikan kegiatan ini, sehingga perlu untuk melakukan penelitian dasar skala luas. Program penelitian partisipatif kami dimulai pada tahun 2015, dan kami menyajikan hasil awal dalam laporan sebagai berikut:
● Tinjauan luas ekosistem pesisir di seluruh wilayah intervensi kami (pemetaan ekosistem pesisir, 3.2.1)
● Tinjauan luas tentang bukti tekanan antropogenik (3.2.2)
● Evaluasi rinci status terumbu karang di beberapa lokasi di wilayah tersebut (3.2.3)
● Tinjauan luas dari konteks sosial-ekonomi di seluruh wilayah intervensi kami (4.3.1)
● Penilaian sosial-ekonomi terperinci dari masyarakat yang terlibat dalam intervensi kami (4.3.2, 4.3.3, 4.3.4, 4.3.5)
● Hasil pemantauan tangkapan berkelanjutan yang dilakukan di dua lokasi yang terlibat dalam intervensi kami (5)
Temuan kunci:
● Ada tutupan terumbu karang yang luas di sekitar semenanjung Sima, meskipun tutupan karang keras hidup dan kelimpahan dan kekayaan ikan sangat bervariasi.
● Mangrove terdapat di beberapa tempat, tetapi tutupannya tampaknya stabil.
● Ada area padang lamun yang signifikan di dataran terumbu.
● Terdapat tekanan antropogenik, termasuk penangkapan ikan, erosi dan sedimentasi, penggalian pantai dan limbah rumah tangga, dengan berbagai tingkat keparahan tekanan di seluruh wilayah intervensi.
● Terumbu karang di lokasi intervensi Mlongo Muhu (Bimbini) dan Hadongo (Vassy) berada dalam kondisi yang relatif baik dengan tutupan karang antara 34% dan 65% tergantung pada kedalaman.
● Tingkat infrastruktur di seluruh wilayah intervensi adalah dasar, dan penduduk pesisir sangat bergantung pada penangkapan ikan untuk pendapatan dan ketahanan pangan.
● Sebanyak 22,745 kg tangkapan diambil sampelnya di dua lokasi, dengan tangkapan per unit upaya lebih rendah di Vassy daripada di Bimbini (1.6 vs 2 kg/jam nelayan). Perikanan Bimbini tergolong besar (banyak nelayan) dan tersebar luas (banyak lokasi penangkapan), sedangkan perikanan Vassy relatif kecil dan lokal.
● Perikanan lokal menargetkan spesies pelagis dan terumbu karang dengan menggunakan berbagai teknik; di Bimbini nelayan terutama menggunakan jaring dan spesies karang target, sedangkan di Vassy nelayan terutama menggunakan metode kail dan spesies pelagis target (terutama tuna).
Sebagian besar informasi dasar ini telah diumpankan kembali ke masyarakat yang terlibat dalam intervensi kami dan akan dimasukkan ke dalam diskusi yang dipimpin secara lokal tentang cara mengelola sumber daya laut dan melestarikan keanekaragaman hayati laut. Pengumpulan data sedang berlangsung, dan laporan ini akan diperbarui saat rangkaian analisis berikutnya selesai.
Kata kunci:
Anjouan, Komoro, manajemen perikanan yang dipimpin masyarakat, penilaian terumbu cepat