Abstrak:
Dampak eksploitasi sumber daya oleh komunitas manusia purba terhadap lingkungan Madagaskar merupakan area perdebatan sengit. Sebuah pertanyaan mendasar dalam arkeologi Madagaskar adalah sejauh mana kedatangan pemukim, pengenalan tumbuhan dan hewan non-asli, dan eksploitasi manusia selanjutnya terhadap biota pulau, yang mengkatalisasi penurunan keanekaragaman hayati dan kondisi lingkungan yang terdegradasi secara signifikan. Dataset halus, termasuk bukti zooarchaeological, archaeobotanical dan ekologi lainnya, diperlukan untuk menilai hubungan antara eksploitasi sumber daya manusia dan perubahan lingkungan. Di Madagaskar, resolusi set data zooarchaeological sering dikurangi dengan pelestarian sisa-sisa fauna yang buruk, membuat identifikasi taksonomi yang tepat menjadi sulit, dan beberapa proyek hingga saat ini telah menilai data zooarchaeological secara komprehensif. Di sini, kami menyajikan data zooarchaeological dari tiga desa pesisir di Kawasan Konservasi Laut Velondriake di barat daya Madagaskar, di mana pendudukan manusia terbentang dari ca. 1400 BP hingga saat ini. Sisa-sisa fauna dari situs Holocene Akhir Antsaragnagnangy dan Antsaragnasoa diidentifikasi menggunakan analisis morfologi sisa-sisa, dan pendekatan metabarkode tulang massal berbasis PCR diterapkan di Andamotibe untuk mengidentifikasi ikan dan vertebrata lainnya secara molekuler dalam kumpulan fauna yang sangat terfragmentasi. Hasil diinterpretasikan dan dikontekstualisasikan menggunakan data modern tentang keanekaragaman ikan lokal, iklim dan dampak antropogenik pada habitat laut dan muara, serta praktik penangkapan ikan modern (termasuk daerah penangkapan ikan yang disukai, tekel, representasi taksonomi, dan volume tangkapan). Penggunaan beberapa pendekatan analitis dan interpretatif kami telah memberikan pandangan yang paling jelas tentang kehidupan manusia di masa lalu di pesisir barat daya Madagaskar. Kami berpendapat bahwa penelitian masa depan tentang dinamika manusia-lingkungan di Madagaskar harus menggunakan metode analisis yang beragam, untuk mengevaluasi secara lebih komprehensif interaksi masa lalu antara komunitas manusia dan biota asli. Selanjutnya, kami mendorong pendekatan ekologi historis, sehingga perspektif jangka panjang tentang perubahan dinamika lingkungan manusia dapat digunakan untuk mengontekstualisasikan tren modern.